NEW YORK - Harga minyak turun tipis pada perdagangan Selasa waktu setempat, setelah Presiden AS Donald Trump memecat penasihat keamanan nasional John Bolton. Ini mengambil sikap keras terhadap Iran dan meningkatkan spekulasi kembalinya ekspor minyak mentah Iran ke pasar.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 2% Merespons Komitmen Putra Raja Salman
Minyak Brent menetap di USD62,38 per barel, merosot 21 sen, sedangkan berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS selesai 45 sen, atau 0,8%, lebih rendah pada USD57,40 per barel.
Trump tiba-tiba menghentikan Bolton di tengah ketidaksepakatan tentang bagaimana menangani tantangan kebijakan luar negeri seperti Korea Utara, Iran, Afghanistan dan Rusia.
"Pasar menganggap itu sebagai tanda bahwa pemerintahan Trump mungkin menjadi kurang hawkish di Iran, membuka pembicaraan dan kemungkinan kembalinya minyak Iran," kata Analis Price Futures Group Phil Flynn, dikutip dari Reuters, Rabu (11/9/2019).
Baca Juga: Minggu Ini, Negara-Negara Penghasil Minyak Dunia Pertimbangkan Pangkas Produksi
Harga minyak melemah lebih tinggi dalam perdagangan pasca-penyelesaian data industri menunjukkan penurunan yang jauh lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS. Stok minyak mentah AS turun 7,2 juta barel pekan lalu, lebih dari ekspektasi analis untuk penarikan 2,7 juta barel.
Ekspor minyak mentah Iran dipangkas lebih dari 80% karena sanksi yang diberlakukan kembali oleh Amerika Serikat setelah Trump keluar dari perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan dunia. Pada bulan Mei, Washington mengakhiri keringanan sanksi yang diberikan kepada importir minyak Iran, yang bertujuan untuk memotong ekspor Teheran menjadi nol.