JAKARTA - Batik produk Indonesia umumnya masih didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM). Karena batik kini sudah menjajal pasar ekspor, para perajin harus mempertahankan kualitas dan mutu produknya.
"Perlu diingat bahwa dalam era globalisasi, produk IKM seperti batik harus didukung dengan kualitas atau mutu yang baik dan tentunya memiliki standar," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih, dikutip dari laman Kemenperin, Rabu (2/10/2019).
Baca Juga: Bangladesh Bangga Pakai Batik Indonesia
Di tengah upaya pembangunan ekonomi, sentra-sentra IKM sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu terus menerus dikembangkan. Semangat berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi melalui kemudahan untuk mempromosikan karya-karya para pelaku IKM.
"Strategi yang perlu dibangun untuk bersaing di pasar global itu, antara lain dilakukan melalui pengembangan inovasi desain dan produk," kata dia.
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dan telah diakui oleh Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) sebagai Intangible World Heritage of Humanity. Selain itu, batik juga memiliki nilai keekonomian bagi Indonesia.
Batik menjadi identitas bangsa yang semakin populer dan mendunia. Industri batik juga memiliki peran penting bagi perekonomian nasional serta menjadi penyumbang devisa negara, karena memiliki pasar ekspor yang besar seperti di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)