Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pebisnis Rugi akibat Demo Hong Kong, Li Ka-shing Gelontorkan Rp1,8 Triliun

Rizqa Leony Putri , Jurnalis-Senin, 07 Oktober 2019 |14:14 WIB
Pebisnis Rugi akibat Demo Hong Kong, Li Ka-shing Gelontorkan Rp1,8 Triliun
Foto: Li Ka-Shing (Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Orang terkaya Hong Kong Li Ka-shing memberikan satu miliar dolar Hong Kong (USD128 juta) atau setara Rp1,80 triliun dengan kurs Rp14.100 per USD kepada sejumlah bisnis di Hong Kong. Hal ini dilakukan setelah banyak sekali perusahaan kecil yang mengalami kerugian akibat protes pro-demokrasi.

 Baca Juga: Li Ka-shing, Orang Terkaya Hong Kong 21 Tahun Berturut-turut

Melansir CNN, Jakarta, Senin (7/10/2019), miliarder berusia 91 tahun itu berharap sumbangan itu akan membantu perusahaan kecil dan menengah melalui masa-masa sulitnya.

"Ekonomi global sedang melambat. Ditambah lagi, ekonomi Hong Kong menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

 Baca Juga: Demo Hong Kong, Harta Li Ka-shing dan 9 Miliarder Lainnya Hilang Rp214 Triliun

Donasi Ka-shing dimaksudkan untuk melengkapi langkah-langkah pemerintah yang baru diumumkan untuk mengalokasikan dua miliar dolar Hong Kong (USD255 juta) untuk mendukung perusahaan kecil.

Secara keseluruhan, pemerintah telah memompa miliaran dolar untuk perekonomian negara dalam upaya untuk mencegah resesi. Hal ini masih disebabkan karena krisis politik yang mengganggu bisnis. Tak terkecuali ritel dan layanan lainnya.

 Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Menguat 14 Poin

Ekonomi yang goyah juga menambah daftar penderitaan akibat perlambatan China dan perang dagang. Rincian lebih lanjut tentang bagaimana uang yayasan miliknya akan digunakan sedang menunggu diskusi dengan pemerintah.

Li dan konglomerat real estate lainnya pun terkena dampaknya menghadapi tekanan dari China atas protes tersebut. Sayangnya, organisasi media yang dikelola pemerintah justru mengkritik pengembang properti kota dan menyalahkan mereka karena kenaikan harga rumah.

"Harga rumah yang melonjak adalah penyebab penyakit kekacauan sosial Hong Kong," tulis Xinhua News Agency milik negara dalam komentar yang dipublikasikan bulan lalu. Xinhua meminta kota itu untuk mengambil kembali tanah dari pengembang dan menawarkan perumahan yang lebih terjangkau sebagai cara meredakan kemarahan publik.

"Sudah waktunya bagi para pengembang Hong Kong untuk menunjukkan niat terbaik mereka," tulis People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis, dalam komentar terpisah bulan lalu. Artikel itu mendesak para pengembang Hong Kong untuk memberikan tanah mereka yang belum dikembangkan kepada pemerintah.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk bertanggung jawab atas masa depan Hong Kong, serta untuk memberi orang muda jalan keluar," kata surat kabar itu.

Li pada waktu itu mengatakan dia berharap bahwa mereka yang berkuasa dapat memberi orang muda 'jalan keluar' dari kekacauan politik.

Sementara itu, satu pengembang lainnya, New World Development (NDVLY), baru-baru ini juga mengatakan akan menyumbangkan hingga 3 juta kaki persegi dari cadangan tanahnya untuk perumahan umum.

 Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Menguat 14 Poin

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement