Pada April lalu, Facebook mendesain ulang beranda miliknya dengan tujuan dapat mengakses grup lebih mudah. Hal ini akan mendorong orang-orang untuk mengirimkan pesan pribadi daripada mem-posting di beranda. Oktober 2019 lalu, Facebook juga meluncurkan layanan Threads dari Twitter, serta aplikasi pesan berisi foto dan video.
Walau mengagaskan layanan pesan pribadi yang privasi, Facebook pernah kecolongan data para pengguna akunya pada Maret 2018. Bahkan pada Juli 2019, Facebook pernah membayar denda sebesar USD5 miliar atau Rp67 miliar (Kurs Rp13.480/USD) kepada Komisi Perdagangan Federal karena kedapatan mengendalikan privasi informasi pribadi para penggunanya.
Zuckerberg juga memperkirakan, akan dibutuhkan lima tahun atau lebih untuk menciptakan "lingkungan sosial digital" yang benar-benar berkembang. Ada pula ilmu pengetahuan untuk mendukung ide-ide Zuckerberg, seperti studi menunjukkan bahwa memiliki dukungan sosial yang kuat akan mengurangi stres, menurunkan risiko terkena penyakit dan bahkan memungkinkan hidup lebih lama.
Namun, para peneliti masih memeriksa peran yang dimainkan Facebook dan jejaring sosial lainnya dalam membina hubungan dan kesejahteraan manusia. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2017 yang dilakukan oleh Facebook dan Carnegie Mellon University menunjukkan bahwa "aktif" menggunakan Facebook (mengirim pesan atau komentar di antara teman-teman) mengarah pada peningkatan kesejahteraan dibandingkan dengan "pasif" dalam bermain media sosial.
Ada juga sebuah studi 2018 menemukan bahwa efek negatif terkait dengan penggunaan Facebook melebihi dampak positif dari hubungan offline.
(Dani Jumadil Akhir)