JAKARTA - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi memaparkan, pelaku pasar tidak perlu panik menyikapi perkembangan pasar saham sekarang ini.
Dia mengatakan, tekanan yang terjadi pada pasar saham tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi dengan negara lain.
"Kita memang terkoreksi 1,5%, tapi coba lihat yang lain," kata Inarno melalui sambungan telefon dengan Okezone, Jumat (28/2/2020).
Baca juga: IHSG Anjlok, Bos OJK: Tenang Saja, Kita Sudah Punya Protokolnya
Dia menyebut, indeks saham sejumlah negara tetangga, misalnya Thailand, Malaysia, Hong Kong mengalami pelemahan yang lebih dalam dari Indonesia.
Pantauan Okezone, indeks STI Singapura turun 3,23%, Hang Seng Hong Kong turun 2,42% dan Nikkei turun 3,67%.
"Jadi banyak yang mengalami hal yang sama," kata dia.
Pasar finansial hari ini tampil menegangkan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terjatuh sedalam 4%. Namun berhasil bangkit secara perlahan.
Baca juga: Tekanan Mereda, IHSG Ditutup Turun 1,5% ke 5.453
Kejatuhan IHSG sudah terasa sejak awal perdagangan. Jumat (28/2/2020) pagi tadi, IHSG dibuka turun 163,87 poin atau 2,96% ke 5.371,82. IHSG terus berada di zona merah sepanjang perdagangan pekan ini.
Pada siang harinya, IHSG sesi I ditutup semakin parah. Pasar saham 'kebakaran' hingga turun 223,7 poin atau 4,042% ke 5.311,961.
Untung saja, pada sore hari aksi jual saham mulai mereda. IHSG terkoreksi "hanya'' 82,99 poin atau 1,5% ke level 5.452,7 atau dibulatkan menjadi 5.453.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)