JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimistis, industri makanan dan minuman (mamin) masih memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini. Sebab industri mamin merupakan salah satu sektor manufaktur andalan yang selama ini memberikan kontribusi baik itu melalui capaian nilai investasi maupun ekspor.
“Kami juga tetap memprioritaskan pengembangan industri mamin yang tergolong sektor industri kecil dan menengah (IKM),” ujarnya dilansir dari laman Kemenperin, Kamis (2/4/2020).
Baca Juga: Selain China, Pengusaha Makanan Juga Khawatirkan Impor dari Korsel dan Italia
Kemenperin mencatat, sepanjang tahun 2019, industri mamin tumbuh sebesar 7,78% atau melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,02%. Selain itu, industri mamin memberikan sumbangsih paling besar terhadap nilai ekspor nasional, dengan menembus angka USD27,28 miliar. Berikutnya, industri mamin menyetor nilai investasi hingga Rp54 triliun.
“Aktivitas industri mamin juga memberikan multiplier effect yang luas, termasuk kepada para petani dan peternak kita,” jelas Menperin. Bahkan, industri mamin menyerap paling banyak tenaga kerja di sektor manufaktur dengan jumlah 4,74 juta orang hingga Agustus 2019.
Pemerintah telah menetapkan industri mamin sebagai salah satu sektor pionir dalam upaya menerapkan teknologi industri 4.0. Hal ini sesuai dengan arah peta jalan Making Indonesia 4.0. “Maka itu, kami terus mendorong industri mamin bisa berinovasi agar semakin kompetitif, baik di kancah domestik maupun global,” tandasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)