JAKARTA – Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Putu Juli Ardika mengemukakan, dampak wabah Covid-19 sangat dirasakan oleh industri automotif nasional. Hal ini dapat dilihat dari penurunan permintaan kendaraan bermotor di Indonesia.
“Jumlah penjualan kendaraan roda empat atau lebih pada bulan Januari 2020 sebesar 80,4 ribu unit atau turun sebesar 1,1% dari periode sebelumnya, kemudian bulan Februari 2020 sebesar 79,5 ribu unit atau turun sebesar 3,1% dari periode sebelumnya,” ungkapnya dilansir dari laman Kemenperin, Rabu (8/4/2020).
Baca Juga: Lawan Covid-19, Industri Automotif Diminta Produksi Ventilator
Bahkan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah menyampaikan koreksi target penjualan di tahun 2020, yang diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 50% akibat menurunnya permintaan dari dalam negeri dan luar negeri.
Di samping itu, masalah lainnya yang dihadapi industri automotif nasional adalah pasokan bahan baku dan komponen terutama dari negara-negara yang menerapkan kebijakan lockdown. Hal ini membuat industri manufaktur kendaraan bermotor dipaksa mencari alternatif sumber bahan baku dan komponen untuk mempertahankan produksi.
Baca Juga: Dampak Covid-19, Harga Bahan Baku Industri Automotif Jadi Lebih Mahal
“Terganggunya industri automotif juga memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. Industri automotif memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB khususnya terhadap PDB nonmigas sebesar 3,98% pada tahun 2019,” tutur Putu.
Dia mengakui pandemi covid-19 berdampak terhadap industri automotif di tanah air. Kendati demikian, Kemenperin memastikan produk dan suku cadang kendaraan bermotor masih tersedia dan cukup memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
“Walaupun ada pabrikan automotif yang terganggu produksinya akibat Covid-19, kami memastikan ketersediaan produk dan suku cadang kendaraan bermotor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor,” katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)