JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengakui langkah produksi minyak dan gas bumi (Migas) dalam setahun ke depan akan lebih sulit mengingat melandainya pergerakan ekonomi dari dampak Pandemi Covid-19.
"Ke depan, lifting migas akan semakin tertekan akibat Covid-19 dan rendahnya harga minyak," kata Dwi, dalam keterangan Kementerian ESDM, Selasa (21/4/2020).
Dengan kondisi ini, SKK Migas dan Kontraktor KKS memperkirakan adanya penurunan dari sisi pendapatan juga. "Outlook gross revenue juga turun dari USD32 miliar menjadi USD19 miliar," kata Dwi.
Baca Juga: 4 Jurus Kementerian ESDM dan SKK Migas Tangkal Penurunan Produksi Migas
Penurunan gross revenue ini terjadi akibat kondisi harga minyak dan kebijakan perubahan paradigma bahwa sektor migas bukan lagi sebagai sumber pendapatan negara tetapi lebih sebagai penggerak ekonomi.
Di sisi lain, SKK Migas mencatat telah dilakukan penemuan cadangan minyak dan gas bumi pada tiga lapangan sepanjang kuartal I-2020. Diperkirakan cadagangan migas ditemukan mencapai 136,5 juta barel setara minyak (BOE).