JAKARTA – Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) mengaku tidak keberatan jika Gubernur Bank Indonesia meminta bunga kartu kredit diturunkan lagi. Namun, penurunan bunga baru bisa dilakukan jika kondisi biaya dan atau cost of fund juga turun.
“Kalau cost of fund bisa rendah seperti di Singapura tentunya bunga kartu kredit juga bisa rendah tapi kan cost of fund di Indonesia juga masih lebih tinggi dari negara negara lain. Jadi menurut saya sulit jika di bandingkan dengan angka absolut,” kata Ketua AKKI Steve Marta kepada Okezone, Kamis (23/4/2020).
Baca Juga: Tertinggi di Dunia, Gubernur BI Minta Bunga Kartu Kredit Diturunkan
Menurutnya, penurunan cost of fund juga tidak dapat langsung berdampak kepada penurunan suku bunga. Dia mencontohkan, ketika waktu BI menurunkan BI rate, yang langsung turun adalah suku bunga tabungan. Sedangkan suku bunga pinjaman belum bisa langsung turun.
“Jadi memang benar ada diskusi dan beberapa memang malah kita yang usulkan, tujuannya supaya meringankan beban pemegang kartu di saat sekarang supaya bisa tetap bayar jadi beberapa poin di susun. Intinya tujuannya menurunkan. Kita setuju tapi kita minta cost of fund turun, karena kan kita kan minjam uang untuk nalangin, kalau cost of fund tinggi kita rugi,” tukasnya.
Baca Juga: Benarkah Bunga Kartu Kredit di RI Paling Tinggi di Dunia?
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut bunga kartu kredit di Indonesia tertinggi di dunia. Untuk itu, Perry meminta asosiasi menurunkan besaran bunga kartu kredit. Perry mengatakan permintaan penurunan suku bunga kartu kredit ini sudah dia sampaikan kepada Industri.
“Dengan asosiasi kartu kredit Indonesia, berbagai kebijakan kami diskusikan dengan industri. Kami bicara yok kawan ini lagi jaman susah mari kita turunkan berbagai kemudahan dengan kartu kredit,” ujar Perry.
Follow Berita Okezone di Google News
(wdi)
