JAKARTA - Pemerintah akan memasukan Buruh Migran Indonesia (BMI) ke dalam program Kartu Pra-Kerja dan di-treatment melalui program-program yang ada di Kementerian Ketenagakerjaan seperti Padat Karya.
Data BMI, per 26 April 2020, yang pulang sejumlah 88.759, berasal dari Malaysia, Hong Kong, Singapura, dan negara lainnya. Kemudia pada Mei, diprediksi jumlah BMI yang akan pulang ke Indonesia 16.812.
“Kemudian karena kita menunda sementara penempatan BMI di luar negeri ada 34.644 BMI yang tidak bisa berangkat,” ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, dikutip dari Setkab, Sabtu (2/5/2020).
Baca Juga: Insentif Pajak hingga Kartu Pra-Kerja, Apa Cukup untuk Mitigasi Covid-19?
Adapun treatment yang dilakukan oleh Pemerintah, adalah pertama, para BMI akan diusulkan untuk mendapatkan manfaat program Kartu Pra-Kerja.
“Sedang dalam proses berkoordinasi dengan P3MI atau PJTKI agar mereka secara mandiri melakukan pendaftaran kepada PMO dan kami akan memfasilitasi data yang ada pada Kementerian Ketenagakerjaan akan kami serahkan kepada PMO,” urai Menaker.
Kedua, BMI yang pulang, Menaker jelaskan sebagaimana program reguler yang telah dilakukan adalah akan mengkoordinasikan dengan Dinas Ketenagakerjaan. “Kami memiliki program yang secara reguler berjalan antara lain program padat karya produktif, padat karya infrastruktur, kemudian program pelatihan-pelatihan yang akan terus dilakukan secara offline sambil menunggu kondisi Covid-19 ini kembali normal,” ungkapnya.
Kemampuan meng-cover BMI, itu dari dana yang ada di Kementerian Ketenagakerjaan. “Insya Allah, kami bisa meng-cover sekitar 223.035 peserta, baik melalui program-program perluasan kesempatan kerja maupun program-program pelatihan yang ada di Balai-Balai Latihan Kerja,” ujarnya.
(Feby Novalius)