JAKARTA – Terjadi lonjakan yang cukup signifikan pada kasus positif covid-19. Gugus tugas mencatat, kenaikan tertinggi terjadi pada 9 Mei yang mencapai 533 kasus positif covid-19.
Melihat kondisi tersebut, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum cukup efektif untuk menekan angka covid-19 di Indonesia. Pengamat Ekonomi Bank Permata Josua Pardede menilai pemerintah membutuhkan kebijakan ekstra ketat bukan hanya PSBB.
Baca Juga: DPR Tak Sepakat jika Pelonggaran Transportasi untuk Kepentingan Pejabat & Pebisnis
“Dengan masih tingginya angka penambahan covid-19 serta angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP), pemerintah membutuhkan kebijakan ekstra ketat apabila pemerintah berharap flattening curve dari kasus COVID-19 di Indonesia pada bulan Mei,” kata dia kepada Okezone, Senin (11/5/2020).
Salah satu kebijakan yang bisa diambil pemerintah adalah karantina wilayah atau lockdown. Josua mengatakan, kebijakan lockdown bisa dilakukan setidaknya dengan jangka waktu 2 minggu.
Baca Juga: 16 Klaster Penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya
“Lockdown selama setidaknya 2 minggu diperlukan guna mencegah adanya penambahan Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan PDP secara signifikan setidaknya untuk 1 bulan ke depan,” jelasnya.
Menurutnya, dengan semakin terbatasnya ODP dan PDP, risiko pertumbuhan kasus Covid-19 juga akan semakin terbatas. Diharapkan pada akhir bulan Mei pertumbuhan kasus akan semakin berkurang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)