Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Stok Cabai pada September-Oktober Diprediksi hanya Tersedia 9.000 Ton

Taufik Fajar , Jurnalis-Selasa, 12 Mei 2020 |13:04 WIB
Stok Cabai pada September-Oktober Diprediksi hanya Tersedia 9.000 Ton
Harga Cabai Turun karena Kebijakan PSBB. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menggunakan sistem peringatan dan penanda dini (Early Warning System/EWS) untuk mengantisipasi ketersedian pangan sejak dini. Berdasarkan data EWS, pada Agustus hingga Oktober diprediksi terjadi surplus tipis untuk cabai.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, produksi khususnya untuk aneka cabai diprediksi akan mengalami surplus nasional yang sangat tipis. Hanya sekitar 5.000-9.000 ton pada September-Oktober.

Hasil produksi tersebut dampak dari mulai terjadinya musim kemarau dan menurunnya minat tanam petani karena rendahnya harga yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Harga Cabai Anjlok Akibat Kebijakan PSBB, Petani Jadi Merugi

"Hal tersebut menjadi perhatian pemerintah. Sehingga dengan kebijakan bantuan benih yang diberikan, kami berharap petani tetap dapat menamam pada bulan Mei-Juni ini sehingga produksi cabai nantinya dapat memenuhi permintaan pasar," ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/5/2020).

Untuk diketahui, dalam rangka mendukung program penanganan dampak Covid-19 terhadap kelompok tani. Direktorat Jenderal Hortikultura merelokasi anggaran untuk memfasilitasi bantuan benih hortikultura. Antara lain benih cabai, sayur-sayuran lainya dan benih buah-buahan.

Baca Juga: Harga Beras dan Gula Semakin Mahal, Cabai Rawit Hijau Naik Rp3.802

Prihasto melanjutkan, stok cabai saat ini sudah tersedia. Sebagian besar wilayah sentra mulai panen raya sejak April dan diprediksi panen berlangsung hingga Juli mendatang.

Namun melimpahnya hasil panen ternyata tidak sebanding dengan permintaan pasar akibat kebijakan PSBB dibeberapa daerah tujuan pasar. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan yang berdampak pada jatuhnya harga sehingga petani kekurangan modal untuk menanam kembali.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement