JAKARTA- Pandemi virus corona membuat perekonomian global mengalami gejolak. Bahkan di sejumlah negara sudah mulai mengalai resesi akibat virus tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara beruntung yang belum mengalami resesi. Meskipun pada kuartal I-2020, pertumbuhan ekonomi tumbuh melambat pada angka 2,97%.
Baca Juga: Sri Mulyani Jaga-Jaga Arus Modal Keluar Indonesia pada 2021
Sebab, beberapa negara di dunia tak terkecuali China dan Amerika sudah mulai minus ekonominya. Sebut saja China yang pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan II diprediksi minus.
"Di negara maju, semua negara di kuartal II alami kontraksi, di beberapa negara sudah resesi, Inggris, Jerman, Jepang, Malaysia. Kita beruntung pada kuartal I bertahan di 2,97%," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga: Covid-19 Bikin Situasi Tak Normal, Ekonomi RI Diprediksi Minus 3% di Kuartal II-2020
Menurut Sri Mulyani, masih tumbuhnya ekonomi Indonesia tidak terlepas dari respon cepat pemerintah dalam mencegah dampak buruk corona bagi perekonomian. Salah satu komitmennya adalah dengan mengeluarkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang perubahan postur APBN.
Dalam postur APBN yang baru ini, pemerintah akan fokus kepada sektor kesehatan dan ekonomi. Disisi lain, pemerintah juga menganggarkan dana untuk bantuan sosial lewat jaring pengaman sosial.
"Bagaimana risikonya dimitigasi dan mulai pikirkan pemulihannya, jadi kita kejar-kejaran dengan masalah dan memikirkan pemulihannya itu yang sedang dan terus dilakukan," jelasnya.
Sri Mulyani berharap agar Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tidak melebar terlalu jauh. Dirinya berharap defisit APBN bisa terjaga di level 1,76 dari Produk Domestik Bruto (PDB)
"Kita harus menjaga dan mengelola keuangan dengan benar," kata Sri Mulyani.
(Feby Novalius)