JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) menyatakan bahwa uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac tak menutup kemungkinan berakhir gagal. Sebab, sebuah vaksin dinyatakan berhasil bila telah melalui tahapan pengujian terhadap sebuah subjek, yang mana itu akan memakan waktu paling lama 6 bulan.
"Yaitu fungsi dari uji klinis itu. Jadi artinya zona-zona (gagal) itu masih mungkin. Kita menunggu dalam 6 bulan ini," kata Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan dalam acara Market Review di IDX Channel, Kamis (23/7/2020).
Baca Juga: Ini Tahap Uji Klinis yang Dilalui Vaksin Sinovac sebagai Obat Covid-19
Dia menjelaskan, uji klinis tahap akhir ini juga dilakukan di Brasil, Turki dan Chile. Dari seluruh negara yang menerima vaksin itu hasilnya harus sama, yaitu bisa digunakan kepada setiap orang yang mengidap Covid-19.
"Uji terakhir ini harus dilakukan multicenter. Hasilnya harus sama. Kalau tidak lulus itu tidak bisa digunakan," ujarnya.
Baca Juga: Ahli Kesehatan: Uji Coba Vaksin Corona Sangat Sensitif Berkaitan dengan Etika
Meski begitu, lanjut dia, dirinya meyakini kalau vaksin corona asal pabrikan China itu akan berhasil dan bisa diproduksi Indonesia. Karena menilik beberapa percobaan vaksin yang dilakukan oleh seluruh negara hanya dari Sinovac sukses melewati uji klinis fase kesatu dan kedua.
"Kandidat vaksin banyak yang bergugugran. Karena harus melalui pengunjian. Kemudian Sinovac ini yang satu-satunya lolos di dunia di fase 1 dan2. Yang lain saya belum lihat sampai ke fase 3," kata dia.
Sebagai informasi, PT Bio Farma menerima pasokan vaksin dari Sinovac sebanyak 2.400 vaksin. Nantinya, pengujian vaksin ini dilakukan ke 1.620 subjek dengan rentang usia 18-59 tahun dan dengan kondisi tertentu. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
(Dani Jumadil Akhir)