JAKARTA - Sejalan dengan masih tingginya tekanan pada ekonomi domestik, kinerja pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali mengalami tekanan di beberapa hari terakhir pada perdagangan di bursa saham domestik pada Rabu 30 September 2020 ditutup melemah 22,7% ytd di level 4.870.
Sejak 8 Juli, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) konsisten berada di atas level 5.000. Namun sejak 21 September kembali melemah di bawah level 5.000 terkait kekhawatiran investor terhadap phase recovery pandemi yang lebih lambat dari ekspektasi sebelumnya dengan positivity rate Indonesia yang cukup tinggi.
Baca juga: Emiten Rokok 'Ngebul' di Tengah Corona karena Banyak Orang Stres
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menuturkan, di pasar saham, tercatat net sell sebesar Rp15,1 triliun ytd. Sedangkan di pasar SBN tercatat net sell sebesar Rp3,2 triliun ytd dengan yield obligasi pemerintah di seluruh tenor masih membaik, tercatat menunjukkan penurunan sebesar 39,52 bps ytd.
"Yang menggembirakan, di tengah tekanan terhadap pasar keuangan domestik ternyata minat masyarakat untuk mencari pendanaan di pasar modal masih tinggi," ungkap Wimboh secara virtual di Jakarta Kamis (1/10/2020).
Baca juga: Presiden Jokowi Sempat Khawatir Covid-19 Serang Pasar Modal
Penghimpunan dana publik hingga September 2020 telah mencapai Rp85,9 triliun dengan 40 emiten baru. Saat ini, penawaran umum dalam proses tercatat sebesar Rp20,5 triliun.
"Adapun jumlah investor domestik juga terus meningkat mencapai 3,14 juta investor," katanya.
(Fakhri Rezy)