JAKARTA – Memasuki musim penghujan, para petani di Indonesia kerap kali menghadapi kesulitan. Sejumlah cara dilakukan oleh petani kakao dalam menghadapi perubahan iklim.
Pasalnya, cuaca ekstrem dan potensi serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), bisa berdampak besar pada areal perkebunan. Dikutip dari Instagram Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta, Senin (23/11/20), berikut strategi yang dapat dilakukan petani kakao untuk menghadapi perubahan iklim.
Baca Juga: Upaya Chicco Jerikho Pertahankan Bisnis Kopi di Tengah Covid-19
Sanitasi dan Rehab Kebun Kakao
Sanitasi merupakan kegiatan pemangkasan serta permanenan buah matang atau siap panen secara sering dan pemetikan buah yang busuk. Sedangkan rehabilitasi tanaman kakao dilakukan dengan teknik sambung samping untuk tanaman yang tidak termasuk klon unggul.
Irigasi dan Bak Penampung
Agar tanaman kakao tetap teririgasi bahkan saat kemarau, perlu dibuat bak penampung khusus. Strategi ini dilakukan petani apabila tidak terdapat tempat pembuangan akhir saluran irigasi (sungai) di sekitar area kebun.
Pemanfaatan Rorak atau Parit
Di samping pokok tanaman kakao bisa dibuat rorak atau parit penampung air. Pemanfaatannya sebagai tempat bahan organik dan lubang drainase. Apabila sudah cukup waktunya dimanfaatkan sebagai kompos, digali lalu ditabur ke tanaman kakao.
Penanaman Tanaman Sela
Tanaman sela adalah menanam tanaman lain di sela-sela tanaman pokok. Perlu hati-hati dalam memilih tanaman sela pada kebun kakao. Karakteristik tanah, periode tanam kakao (umur tanaman), jarak tanam kakao, nilai ekonomi tanaman sela, dan pilihan pangan petani harus benar-benar diperhatikan.