JAKARTA - Indonesia sangat berkomitmen dan concern terhadap perubahan iklim terutama dalam pembiayaan. Hal ini seiring dengan berkembangnya obligasi berkelanjutan di pasar global dalam beberapa tahun terakhir.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Luky Afirman mengatakan, Kementerian Keuangan melihat peluang yang besar untuk terus mengembangkan pembiayaan proyek berbasis keuangan berkelanjutan, pengembangan obligasi berkelanjutan dan kerangka kerja utama, menguji pelaksanaan proyek sesuai kriteria kelayakan serta mekanisme pelaporan obligasi berkelanjutan .
 Baca juga: Portofolio BI di Sektor Keberlanjutan Capai USD894 Juta
Menurutnya, negara-negara lain yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim seharusnya lebih merespons secara efektif dan lebih sistematis.
"Pemerintah telah berkomitmen untuk mencoba mengitegrasikan keuangan berkelanjutan dalam kebijakan, strategi, dan program pembangunan," kata Luky di Jakarta, Jumat (27/11/2020).
 Baca juga: Investasi di Sukuk Ritel, Perhatikan Hal Berikut Ini
Ditambahkan, investasi dan pembiayaan untuk perubahan iklim cukup mahal. Nilainya cukup bervariasi. Pemerintah sejauh ini sudah membiayai perubahan iklim hingga Rp370 miliar atau sekitar USD26 miliar pada periode 2016-2019 untuk mencapai target Nationally Determined Contributions (NDCs) yang diharapkan.
Follow Berita Okezone di Google News