JAKARTA - Suku bunga BI ditahan pada 3,75%. Kebijakan ini dinilai cukup tepat mengingat bulan kemarin sudah turun.
"Jadi penahanan suku bunga acuan membuat keseimbangan sektor fiskal dan moneter menjadi lebih kuat," ujar Peneliti Indef Nailul Huda saat dihubungi, Jakarta, Kamis (17/12/2020).
 Baca juga: Kredit Masih Terpusat di Jawa, Jokowi Beri Catatan Ini
Apalagi, lanjutnya, dampak dari penurunan suku bunga kemarin juga belum terlalu terasa. maka dari itu, lebih baik menunggu dibandingkan menurunkan lagi namun berisiko terhadap sektor moneter.
"Namun saya berharap BI mampu mengeluarkan lagi keberanian untuk mengeluarkan kebijakan untuk mengerek pertumbuhan kredit pada awal tahun," ungkap dia.
 Baca juga: Alasan Bank Hati-Hati Kucurkan Kredit, Padahal Ekonomi RI Bisa Pingsan
Menurut dia tentu hal ini berkaitan dengan target inflasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan yg diprediksi meningkat. Jadi tentu BI harus berani mengeluarkan kebijakan moneter ekspansif untuk menggenjot PDB.
"Ya walaupun sebenarnya angka pertumbuhan ekonomi 5,8 persen juga sangat tidak realistis. Saya rasa tidak akan jauh dari angka 1.3 persen hingga 2.41 persen. Hal tersebut juga sangat tergantung pada ketersediaan vaksin," sebut Huda.
(rzy)