Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Investor Milenial di Pasar Modal Bertumbuh Pesat

Fakhri Rezy , Jurnalis-Minggu, 28 Februari 2021 |18:05 WIB
Investor Milenial di Pasar Modal Bertumbuh Pesat
Saham (Shutterstock)
A
A
A

Hasil riset BEI menemukan bahwa kelompok milenial cocok berinvestasi di pasar modal karena alasan kesesuaian antara karakter pasar modal dan karakter para milenial. Karakter pasar modal yang cenderung dipengaruhi oleh perkembangan atau update berita terkini, sejalan dengan karakter milienal yang selalu mencari informasi dan mengikuti perkembangan teraktual.

Pasar modal yang transaksinya dilakukan secara online sangat sesuai dengan karakter milenial yang technologically savvy. Sementara karakter milenial seperti goal and achievement oriented sesuai dengan karakter pasar modal yang melatih perencanaan keuangan dan berorientasi keuntungan.

Milenial juga memiliki karakter fast decision maker, hal ini sesuai dengan karakter pasar modal yang membutuhkan pengambilan keputusan secara mandiri dan terjangkau. Selain itu, karakter investasi di pasar modal membentuk komunitas untuk berbagi informasi dan tips, hal ini sesuai dengan karakter milenial yang bersifat highly connected. Sementara karakter pasar modal yang serba digital, sesuai dengan karakter milenial yang digital native.

Namun perlu diingat, para investor milenial jangan sampai terjebak fenomena “mology” atau pompom saham. Pompom saham adalah aksi investasi di pasar modal sekadar ikut-ikutan, mengikuti apa yang dilakukan para influencer. Rekomendasi dan analisis dari influencer harus diwaspadai, terutama bagi investor pemula yang masih minim literasi. Jangan sampai, para investor milenial akhirnya membeli atau menjual saham tanpa memperhitungkan potensi untung atau pun rugi di masa depan.

Melihat maraknya fenomena ini, BEI melakukan upaya edukasi secara berkelompok kepada para investor melalui berbagai kanal yang tersedia di pasar modal. Direktur BEI Pengembangan Hasan Fawzi mengatakan, para influencer dan juga investor harus memahami berinvestasi saham bukanlah sesuatu yang instan. Perlu waktu untuk memahami, mempelajari, serta meningkatkan kapasitas diri dalam berinvestasi. “Mereka harus betul-betul memahami investasi, harus menyediakan waktu dan memberi waktu, untuk belajar, meningkatkan kapasitas agar apa yang diharapkan bisa dipetik di kemudian hari,” paparnya.

Hal penting yang harus diingat investor, yakni ‘Teman adalah Waktu’. BEI membagi tema edukasi ‘Teman adalah Waktu’ itu ke dalam tiga bagian. Pertama, waktu untuk merencanakan dan mengelola keuangan degan baik. Kedua, setiap produk memiliki keuntungan, risiko dan horizon waktu yang berbeda, sehingga strategi investasi perlu disesuaikan. Ketiga, waktu untuk berproses dan belajar dilakukan terus menerus, tidak bisa instan langsung profit atau langsung mendapat cuan.

Adapun, BEI menyelenggarakan kegiatan edukasi dan investasi secara reguler. Sepanjang tiga tahun terakhir misalnya, 2018 – 2020 telah diadakan 7.306 kegiatan edukasi online yang diikuti sebanyak 1.262.323 peserta online. Di antaranya, kegiatan Sekolah Pasar Modal (SPM) online yang diadakan mulai dari level 1 untuk calon investor, level 2 untuk investor, dan level lanjutan untuk investor. SPM diadakan secara rutin oleh BEI dan TICMI (The Institute of Capital Market Indonesia) di 30 Kantor Perwakilan di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 2019, BEI juga menggelar program edukasi dalam bentuk incubator influencer. Tujuannya, Agar public figure, social media influencers dan komunitas dapat melakukan edukasi di media sosial secara tepat dengan pesan yang sama. Selain itu, agar semua memiliki visi yang sama, yakni meningkatkan literasi dan menjaga pasar modal agar teratur, wajar, dan efisien. (TIM BEI)



(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement