Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Predatory Pricing di E-commerce, YLKI: Pasar Akan Lesu

Hafid Fuad , Jurnalis-Jum'at, 05 Maret 2021 |16:44 WIB
<i>Predatory Pricing</i> di <i>E-commerce</i>, YLKI: Pasar Akan Lesu
Belanja Online (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai rencana pengaturan harga di sektor e-commerce karena adanya predatory price tidak tepat. Menurut YLKI, harga seharusnya ditentukan oleh mekanisme pasar.

Baca Juga: Miris! Hanya 7% Produk Lokal di E-Commerce, Selebihnya Barang Impor 

Hal ini dikatakan Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi yang menilai komoditas sektor e-commerce mayoritas merupakan barang bebas. "Artinya harga ditentukan oleh mekanisme pasar, bukan ditentukan oleh negara atau pemerintah," kata Tulus di Jakarta (5/3/2021).

Menurutnya bila ada dugaan persaingan usaha tidak sehat, maka wasitnya adalah KPPU, bukan pemerintah. Termasuk jika ada dugaan predatory price.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Praktik Predatory Pricing Bisa Membunuh

"Apa yang akan dilakukan Mendag bisa menjadi hal yang kontra produktif, dan dis-insentif bagi sektor e-commerce itu sendiri. Dan akibatnya pasar akan lesu," lanjutnya.

Hal urgen yang seharusnya dilakukan oleh Mendag di sektor e-commerce adalah mewujudkan produk yang dijual di pasar e-commerce adalah produk yang handal, kualitasnya terjaga, bukan produk abal abal.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement