JAKARTA - PT Ulima Nitra Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/3/2021). Perseroan berkode emiten UNIQ itu merupakan perusahaan kedelapan yang mengajukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di BEI.
Perseroan dalam melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham sejumlah 300.000.000 lembar saham baru atau setara dengan 9,56% dari modal ditempatkan dan Disetor penuh perseroan setelah IPO.
Baca juga: 4 Fakta BEI Rayu Unicorn Melantai di Pasar Modal
Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp118/saham sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul adalah sebesar Rp35.4 miliar.
Pada IPO ini, Perseroan juga menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi Perjanjian Utang dengan Opsi Konversi senilai Rp40 Miliar yang dilaksanakan pada tanggal penjatahan atau seluruhnya setara dengan 10,80% dari seluruh total modal disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan konversi Utang Konversi. Sehingga total peningkatan modal yang terkumpul adalah sebesar Rp74,5 miliar.
Baca juga: IPO, Perusahaan Hotel Ini Lepas 150 Juta Saham
Selain itu, Perseroan juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham dalam program Employee Stock Allocation (“ESA”).
Menurut Direktur Utama Perseroan, Burhan Tjokro Program ESA bertujuan untuk memberikan insentif dan meningkatkan rasa memiliki karyawan terhadap Perseroan serta memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat dalam mendukung operasional dan ekspansi perusahaan.
Burhan menyatakan rasa syukur sebesar-besarnya, bahwa terlepas dari kondisi global maupun dalam negeri yang sedang mengalami tekanan akibat ancaman virus Corona (Covid-19), proses bookbuilding dan penawaran umum telah berjalan dengan lancar.
Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO Perseroan tersebut menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha Perseroan.
Sementara itu, Direktur Bisnis Perseroan, Bpk. Ulung Wijaya menambahkan, bahwa Perseroan bangga menjadi perusahaan pertama yang sukses dan berhasil menjalankan sistem bookbuilding dan IPO secara elektronik di Indonesia, dan menyampaikan bahwa seluruh dana segar yang diperoleh selanjutnya akan digunakan selurunya untuk mendanai kebutuhan modal kerja Perseroan.
(Fakhri Rezy)