Penggunaan teknologi juga dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas sub sektor perikanan tangkap. Salah satunya, teknologi dipakai untuk mengawasi kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di WPPNRI dan area Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs).
Teknologi dapat mendeteksi pergerakan kapal secara realtime termasuk jenis dan jumlah ikan yang ditangkap. Dengan demikian, persoalan penangkapan ikan di luar area operasi bisa dicegah.
Manfaat lain dari penerapan teknologi, kata Menteri Trenggono, penyelamatan terhadap kapal penangkap ikan yang mengalami musibah di laut bisa segera dilakukan. Seperti yang sudah diterapkan pada sistem penerbangan selama ini.
Menteri Trenggono juga mengajak perguruan tinggi berkolaborasi di bidang riset serta bersama membangun ekosistem usaha di bidang perikanan yang melibatkan mahasiswa. Tujuannya agar ke depan tumbuh startup di bidang perikanan yang melibatkan anak-anak muda.
"Sekarang orientasinya lebih ke startup, tapi jangan lupa begitu masuk digital-app, fundamental bisnis juga harus kuat. Kalau bisa ada satu kelompok mahasiswa yang berpikir soal fundamental bisnis, infrastruktur, dan kelompok lainnya di riset. Saya kira itu bisa kita tindaklanjuti," tutur dia
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam menyambut baik usulan sinergi yang ditawarkan dan diharapkan oleh Menteri Trenggono.
"Kami berharap ke depan mahasiswa lulusan perikanan dapat bekerja sesuai bidangnya," tandas dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)