JAKARTA – Buruh menentang keras bila pemerintah memberi keringanan pengusaha untuk mencicil THR Lebaran tahun ini. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan bahwa pihaknya memahami bahwa baik pengusaha dan buruh sama-sama terimbas covid-19.
Baca juga: Buruh Protes THR Dicicil, Kemnaker Bilang Begini
Akan tetapi, dia mengingatkan bahwa banyak buruh yang ter-PHK dan THR-nya masih ada yang belum dibayar lunas. Hal ini kemudian mengurangi daya beli masyarakat.
"Ini kan akhirnya purchasing power-nya berkurang, dan akibatnya juga menjadi resesi ekonomi," ucap Said dalam IDX Channel Market Review Live di Jakarta, Senin(22/3/2021).
Baca juga: KSPI Sebut Masih Ada Perusahaan Belum Lunasi Cicilan THR
Dia menyampaikan, jika investasi, government expenditure, dan ekspor impor terganggu, maka penunjang satu-satunya adalah konsumsi. Seharusnya, menurut Said, negara dan para pengusaha memperhatikan tingkat konsumsi dengan menjaga daya beli.
"Bantuan subsidi upah (BSU) saja dihentikan tahun ini, tumpuan terakhir bagi yang masih bekerja dan dirumahkan adalah THR. Kalau masih dicicil juga, ya tidak bisa," terangnya.
Said mengingatkan bahwa ekonomi puasa, lebaran, dan natal adalah ekonomi yang bisa melambungkan konsumsi. Maka dari itu, peran pemerintah penting dalam menjaga labour economy dalam momentum tersebut.
"Jaga daya belinya seperti apa? THR harus diberikan 100%, tidak boleh dicicil," tegasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)