Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bentoel Internasional Rugi Rp 2,66 Triliun

Bentoel Internasional Rugi Rp 2,66 Triliun
Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Emiten produsen rokok, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp2,66 triliun pada akhir tahun 2020 atau memburuk dibanding akhir tahun 2019 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp50,612 miliar. Akibatnya, rugi per saham dasar tercatat Rp73,27 dibandingkan akhir tahun 2019 yang membukukan laba per saham senilai Rp1,39.

Dilansir dari Harian Neraca, Kamis (15/4/2021), pendapatan bersih emiten rokok milik British American Tabacco di tahun 2020 tercatat sebesar Rp13,89 triliun atau turun 33,65% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp20,834 triliun. Namun beban pokok penjualan tertera sebesar Rp12,501 triliun atau turun 29,56% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp17,749 triliun. Sehingga laba kotor terbilang Rp1,389 triliun atau turun 54,49% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp3,085 triliun.

Perseroan mencatatkan penurunan nilai aset tetap berupa aset bangunan, mesin dan peralatan senilai Rp1,378 triliun. Padahal di tahun 2019, pos tersebut nihil. Sedangkan pada sisi ekuitas tercatat sebesar Rp5,708 triliun atau turun 32,05 persen dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp8,401 triliun. Adapun total kewajiban terbilang sebesar Rp6,754 triliun atau turun 21,44% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp8,598 triliun.

Baca Juga:Naik 26,75%, Rugi Bentoel Membengkak Jadi Rp608,46 Miliar

Hasilnya, aset perseroan tercatat sebesar Rp12,462 triliun atau turun 26,68% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp17 triliun. Sementara arus kas diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp1,557 triliun atau membaik dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar minus Rp948,16 miliar. Asal tahu saja, kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 12,5% tahun ini memberikan tekanan terhadap kinerja emiten rokok.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya pernah mengatakan, meski tarif cukai kembali naik pada tahun ini, kinerja emiten rokok diprediksi akan relatif stabil lantaran mereka sudah memiliki pasar tersendiri. “Walaupun ekonomi dalam pemulihan, kinerja belum dapat mencapai kondisi yang signifikan pada 2021,” ungkapnya.

Dia menambahkan, penurunan harga saham emiten rokok menjadi kesempatan untuk investor jangka panjang. William memprediksi saham-saham emiten rokok berpotensi kembali menguat di paruh kedua tahun ini atau dalam jangka panjang. Dia menilai saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terbilang menarik. Sementara untuk PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) kurang likuid. William memberikan rekomendasi buy on weakness saham GGRM dan HMSP.

Sementara analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta melihat, saham-saham emiten rokok akan bergerak konsolidasi jelang naiknya harga cukai rokok. Nafan merekomendasikan pelaku pasar untuk akumulasi beli saham GGRM dengan target harga Rp 41.675 dan buy saham HMSP dengan target harga Rp 1.510 per saham.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement