JAKARTA - Yuk nabung saham, masih ingat kan jargon ini? Dan masih ingatkah nasihat para orangtua kita di masa lalu yang mengajak kita menabung? Apa tujuannya? Orang zaman dulu kebanyakan lebih rajin menabung untuk kebutuhan di masa depan karena konsumerisme masa lalu tidak sedahsyat saat ini.
Orangtua atau kakek dan nenek kita tidak banyak pilihan untuk menghabiskan uang di masa mudanya karena ketika itu belum banyak pusat perbelanjaan. Tidak ada café yang bertebaran di setiap pelosok seperti sekarang.
Tidak ada transaksi online yang memudahkan orang berbelanja barang kapan saja dan dari mana saja. Belum ada trip jalan-jalan dan berbagai barang branded yang gampang ditemukan.
Sehingga, mereka lebih banyak menyimpan uang atau menabung. Untuk apa uang yang mereka tabung? Untuk mereka bisa membeli rumah idaman mungkin 10-20 tahun kemudian, untuk biaya kuliah anak-anak mereka, dan untuk biaya hidup saat pensiun.
Baca Juga: Punya Saham Ini, Investor Untung Besar di Tengah Covid-19
Nah, apakah cara ini bisa ditiru oleh para milenial atau keluarga muda masa kini? Jawabannya harus. Simpanlah uang dalam jangka panjang lebih awal sebelum menggunakan uang yang kita miliki untuk berbagai kebutuhan dan keinginan.
Berdasarkan survei dari GoBankingRates, generasi milenial jauh lebih boros ketimbang generasi lainnya. Berdasarkan survei tersebut, banyak individu yang menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang sifatnya tidak esensial, seperti kopi, makan di luar, hiburan, pakaian, dan minuman.
Ketika dikelompokkan berdasarkan kelompok usia, generasi milenial menghabiskan uang lebih banyak dibandingkan generasi lainnya secara keseluruhan, terutama untuk pakaian dan makan di luar.
Padahal, jika anak-anak muda ini mau menghilangkan kebiasaan membeli kopi setiap hari atau pengeluaran lainnya yang tidak perlu, mereka dapat mengumpulkan uang lebih banyak dari waktu ke waktu. Apalagi, jika anak-anak dan pasangan muda mau menggunakan uang itu untuk berinvestasi.