Rusia sekarang memimpin upaya mengatasi perpecahan antara Saudi dan UEA untuk membantu mencapai kesepakatan guna meningkatkan produksi minyak dalam beberapa bulan mendatang, kata tiga sumber OPEC+.
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman meredam kekhawatiran perang harga dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Selasa (6/7/2021).
"Kegagalan perjanjian produksi belum tentu merupakan kabar baik bagi harga minyak," kata Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, dalam sebuah catatan pada Rabu (7/7/2021).
"Harga minyak mungkin hanya akan naik lebih jauh jika OPEC+ tetap pada kesepakatan pengurangan produksinya, yaitu dengan produksi minyak dinaikkan hanya pada Juli dan kemudian dipertahankan stabil hingga April 2022," katanya.
Harga-harga dapat menemukan beberapa dukungan dari penurunan persediaan minyak mentah AS, kata Flynn.
Stok minyak mentah AS turun 8 juta barel untuk pekan yang berakhir 2 Juli, menurut dua sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 4 juta barel oleh analis dalam jajak pendapat Reuters.
Data persediaan resmi pemerintah akan dirilis pada Kamis waktu setempat, mundur sehari setelah libur Hari Kemerdekaan AS.
(Dani Jumadil Akhir)