JAKARTA - Kinerja pasar modal syariah mengalami penurunan dan kelambatan pertumbuhan akibat pandemi COVID-19. Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf saat menyampaikan pidato kunci pada Konferensi Internasional The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges and Way Forward.
"Sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional dan global akibat pandemi COVID-19, kinerja pasar modal syariah juga ikut mengalami perlambatan, khususnya kinerja saham syariah dan reksadana syariah," kata Wapres dilansir dari Antara, Kamis(15/7/2021).
Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, IHSG Sesi I Menguat ke Level 6.026
Selain itu, Wapres menyebutkan market share keuangan syariah di Indonesia juga masih rendah sebesar 9,89% dari total aset keuangan nasional Indonesia.
"OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pernah menyampaikan bahwa market share keuangan syariah kita masih relatif rendah, yaitu 9,89% dari total aset keuangan nasional termasuk di dalamnya pasar modal syariah," jelasnya.
Baca Juga: Skenario PPKM Darurat Diperpanjang Bayangi IHSG
Pengembangan pasar modal syariah sebenarnya sudah dilakukan sejak 1997 dengan munculnya reksadana syariah pertama di Indonesia, kata Wapres.
Namun perlu waktu cukup lama untuk mengembangkan pasar modal syariah tersebut di Indonesia, karena pertumbuhannya baru dirasakan sejak 2011.
"Dan untuk mengembangkan pasar modal syariah itu, OJK telah menerbitkan Roadmap Pasar Modal Syariah Tahun 2020-2024 sebagai salah satu panduan terkait arah kebijakan pasar modal syariah," tambahnya.