JAKARTA - Kementerian BUMN mengungkap alasan memilih perusahaan asal India, GMR Airport International sebagai mitra pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut). Salah satu alasannya, ingin menyaingi Changi Airport dan KLIA, Malaysia sebagai bandara hub regional.
Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo menjelaskan, arus penumpang dari Asia Selatan menuju Asia Utara dan Australia sebagian besar melakukan transit di Changi Airport dan KLIA. Padahal, Kualanamu merupakan bandara yang kapasitasnya besar dan bisa scale up menjadi bandara bertaraf internasional.
Baca Juga:Â Heboh Kabar Bandara Kualanamu Dijual, Begini Kata Stafsus Erick Thohir
Selain itu, pemerintah juga ingin meningkatkan kualitas Bandara Kualanamu bukan hanya sebagai domestik airport, tetapi Hub internasional.
"Jadi ini yang kami lakukan di Kualanamu adalah mengerjasamakan dengan konsesi (dengan GMR Airport) selama 25 tahun, di mana Kualanamu ini dimiliki Angkasa Pura II dan telah melakukan proses tender yang sangat panjang dan terstruktur, di mana, BPKP juga terlibat di dalam prosesnya," ujar Kartika, Jumat (3/12/2021).
Baca Juga:Â Berisiko Jadi Klaster Penularan Covid-19, Penumpang Keluhkan Antrean 3 Jam di Bandara
Tiko, sapaan akrab Kartika, juga membantah pelepasan saham Bandara Kualanamu kepada GMR Airport International. Namun, kerjasama kedua pihak melalui skema build operate transfer (BOT) dengan jangka waktu hingga 25 tahun. Jadi, setelah kontrak kerja berakhir, maka seluruh aset tetap dikembalikan kepada AP II.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News