JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terancam bangkrut pada Desember 2021. Krakatau Steel diperkirakan bangkrut bila proses negosiasi dan restrukturisasi utang emiten menemui jalan buntu alias gagal.
Pernyataan Erick disampaikan kepada Komisi VI DPR RI, saat rapat kerja. Dia mencatat, ada tiga tahap restrukturisasi yang ditempuh pihaknya untuk menyehatkan kinerja keuangan emiten dengan kode saham KRAS itu, namun kekhawatiran pemegang saham nantinya upaya negosiasi itu berakhir gagal.
Baca Juga: Silmy Karim Borong Saham Krakatau Steel (KRAS) Rp199 Juta
"Ada restrukturisasi yang harus dijalankan Krakatau Steel, satu negosiasi ulang dengan Posco ini juga nggak mudah. Tapi memang salah satunya yang sekarang ini krusial, kalau ketiga gagal, kedua gagal dan pertama gagal maka Desember ini bisa default (bangkrut)" ujar Erick, dikutip Senin (6/12/2021).
Dia mencatat, ada tiga langkah restrukturisasi yang ditempu pemegang saham untuk menyelesaikan perkara Krakatau Stell. Salah satunya mencari investor baru dalam proyek blast furnace atau peleburan tanur tinggi.
Baca Juga: Tak Lagi Rugi, Krakatau Steel (KRAS) Kantongi Laba Bersih Rp853 Miliar
Proyek tersebut sejak 2011 disebut sebagai proyek yang serba salah. Padalnya, akan merugikan perusahaan senilai Rp1,3 triliun setiap tahunnya. Sedangkan jika dihentikan, maka perseroan akan kehilangan uang sekitar Rp10 triliun.
Proyek blast furnace rencananya akan diserahkan kepada investor China sebagai upaya memperoleh investasi baru Malangnya, kata Erick, upaya itu gagal lantaran harga baja dunia mengalami kenaikan signifikan.
"Kemarin sempat ada diskusi dengan partner China. Mereka ingin ambil alih blast furnace ini, tetapi dibetulin total dan mereka tambah duit dengan hitung-hitungan yang baik cuma nggak jadi karena baja lagi naik harganya. Jadi, untuk membangun pabriknya mereka butuh dua kali lipat, jadi mereka mundur," katanya.