CHICAGO - Harga emas turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga emas tertekan dolar AS dan imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menguat.
Sementara investor saat ini sedang fokus pada data harga konsumen AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange merosot USD4,4 AS atau 0,25% menjadi USD1.779,50 per ounce. Di pasar spot, harga emas juga jatuh 0,30% menjadi USD1.778,09 per ounce.
Baca Juga: Emas Antam Dibanderol Rp932 Ribu/Gram, Berikut Daftar Lengkap Harganya
Dolar AS menguat membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Sementara imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun AS berbalik naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan suku bunga.
Emas juga tertekan karena pasar saham global melakukan rebound tentatif dari aksi jual minggu lalu, didorong oleh kekhawatiran atas penyebaran Omicron.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp6.000 di Akhir Pekan
"Emas akan tetap berada dalam lingkungan perdagangan yang berombak karena ada dorongan tarik-menarik di pasar. Satu sisi, kami memiliki pasar yang mengantisipasi tapering yang lebih cepat, dan di sisi lain kami memiliki permintaan safe-haven dengan gagasan inflasi yang memanas," kata Direktur Perdagangan Logam Berjangka, David Meger, dikutip dari Antara, Selasa (7/12/2021).
Data harga konsumen AS akan disampaikan pada Jumat (10/12/2021). Data ini akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang strategi kebijakan Federal Reserve AS.