JAKARTA - Harga emas berbalik merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah lonjakan harga-harga produsen AS memicu ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan menjelang pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, jatuh 16 dolar AS atau 0,89%, menjadi ditutup pada 1.772,30 dolar AS per ounce. Emas spot juga merosot 0,9% menjadi diperdagangkan di 1.771,66 dolar per ounce pada pukul 18.40 GMT.
Sehari sebelumnya, Senin (13/12/2021), emas berjangka terkerek 3,5 dolar AS atau 0,2% menjadi 1.788,30 dolar AS, setelah terdongkrak 8,1 dolar AS atau 0,46% menjadi 1.784,80 dolar AS pada Jumat (10/12/2021), dan merosot 8,8 dolar AS atau 0,49% menjadi 1.776,70 dolar AS pada Kamis (9/12/2021).
Baca Juga: Harga Emas Berjangka Rebound, Naik USD8 Hari Ini
Harga-harga produsen AS meningkat lebih tinggi dari yang diperkirakan pada November karena kendala pasokan terus berlanjut, mendukung pandangan bahwa inflasi dapat tetap tinggi secara tidak nyaman untuk beberapa waktu.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (14/12/2021) bahwa indeks harga produsen AS naik 0,8% pada November setelah kenaikan bulanan 0,6% pada Oktober, angka bulanan tertinggi dalam empat bulan. Angka tersebut melebihi perkiraan kenaikan rata-rata 0,5% oleh para ekonom.
“Harga-harga produsen lebih tinggi dari yang diperkirakan, menunjukkan inflasi yang berkelanjutan, dan emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi. Namun pada kenyataannya, kami melihat kebalikannya di mana inflasi panas bisa berarti kenaikan suku bunga lebih cepat,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Turun Rp3.000/Gram
“Inilah mengapa inflasi disebut pedang bermata dua,” tambahnya.
Kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Pelaku pasar akan memantau dengan cermat pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mendatang untuk melihat bagaimana bank sentral bereaksi terhadap inflasi yang meningkat, yang akan menghasilkan kemungkinan pergerakan harga yang lebih besar," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
The Fed memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa (14/12/2021). Diperkirakan akan mengumumkan bahwa mereka menghentikan stimulus pembelian obligasi lebih cepat dari yang dikomunikasikan sebelumnya, berpotensi menyiapkan kenaikan suku bunga lebih awal tahun depan.
"Jika The Fed meningkatkan langkah untuk tapering, ini kemungkinan akan menghukum harga emas karena dolar menguat, imbal hasil naik, dan ekspektasi kenaikan suku bunga melonjak," kata analis FXTM Lukman Otunuga dalam sebuah catatan.
Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang juga telah menjadwalkan pertemuan minggu ini.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 40,4 sen atau 1,81%, menjadi ditutup pada 21,924 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 13,7 dolar AS atau 1,48%, menjadi ditutup pada 910,90 dolar AS per ounce.
(Taufik Fajar)