JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) menyiapkan beragam strategi untuk bertahan di industri penerbangan akibat pandemi Covid-19. Strategi tersebut menekan adanya kontraksi keuangan perseroan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AP II, Wiweko Probojakti mengatakan, dalam mengelola 20 bandara di Indonesia, pihaknya menjalankan strategi business survival dengan memperketat cost leadership (mengukur hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan) dalam setiap program, serta cash flow management (pengaturan arus keluar-masuk kas) secara efisien.
Baca Juga:Â Erick Thohir Kembali Tunjuk Muhammad Awaluddin sebagai Dirut AP II
Sebagai upaya meningkatkan cost leadership dan cash flow management di tengah pandemi, kata Wiweko, AP II mengimplementasikan skema supplier financing guna menjaga pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang dinilai penting untuk mendukung operasional bandara dan pemulihan ekonomi nasional.
Perseroan juga tercatat telah menandatangani skema supplier financing bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk, untuk pembiayaan 4 pekerjaan dengan nilai maksimal Rp400 miliar.
Baca Juga:Â Catat! Ini Syarat Terbang di Bandara AP II Selama PPKM hingga 6 September
Keempat pekerjaan itu adalah pembangunan hotel domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jasa konstruksi lanjutan pekerjaan aksesibilitas, pelebaran dan perpanjangan runway Bandara Banyuwangi, dan perluasan gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
"Supplier Financing ini adalah salah satu opsi pendanaan yang prosesnya sederhana dan bunga yang kompetitif, karena ada kepentingan 3 pihak di sana yakni AP II selaku pemberi pekerjaan, lalu WIKA sebagai kontraktor (supplier) dan Bank Mandiri sebagai lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan sehingga ini bisa mewujudkan cost leadership,” ujar Wiweko, dikutip Kamis (16/12/2021).