JAKARTA - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dikabarkan akan dihapus pada tahun depan. Namun, usai itu pemerintah juga akan menghapus BBM Pertalite.
Pasalnya, dikatakan bahwa penghapusan ini sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam memperbaiki kondisi lingkungan. Diketahui Premium RON 88 hanya digunakan oleh tujuh negara saja.
Berikut fakta-fakta penghapusan BBM jenis Premium dan Pertalite pada tahun 2022, seperti yang telah dirangkum Okezone, Sabtu (25/12/2021):
1. Transisi Premium ke Pertalite
Penghapusan BBM Premium yang memiliki RON 88 menjadi bukti pemerintah serius berupaya memperbaiki kondisi lingkungan. Dengan melakukan transisi penggunaan BBM RON 90 atau Pertalite.
Baca Juga: BBM Premium dan Pertalite Akan Dihapus, SPBU Hanya Jual Pertamax! Begini Tahapannya
"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih dalam situs resmi Ditjen Migas, Jakarta, Kamis (23/12/2021).
2. Alasan Hapus BBM Premium dan Pertalite
BBM Premium RON 88, saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun sangat kecil. Kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik, menjadi salah satu penyebabnya.
Baca Juga: BBM Premium dan Pertalite Akan Dihapus, SPBU Hanya Jual Pertamax! Begini Tahapannya
Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14%, untuk selanjutnya dengan perubahan ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27%.
3. Siklus Pergantian Pertalite
Pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," katanya.
4. Peralihan Pertalite Jadi Pertamax
Proses shifting Pertalite ke Pertamax ini juga menjadi salah satu bahasan FGD agar peralihan ini tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. "Sehingga kita juga mencermati volume Pertalite yang harus disediakan untuk masyarakat," kata Soerja.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)