JAKARTA - KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Menteri BUMN Erick Thohir pun siap mengkolaborasikan program ekonomi syariah dengan NU.
Menurut Erick, dengan adanya kepemimpinan baru, maka semangat baru akan lebih bergairah untuk membangun ekonomi keumatan.
Baca Juga: Gus Yahya Jabat Ketum PBNU, Pimpinan KPK: Saatnya NU Pimpin Jihad Melawan Korupsi
"Saya mengenal sosok Gus Yahya yang memiliki basis intelektualitas, budaya, serta tradisi kuat, layaknya pula Kiai Said yang sama-sama menghidupkan pemikiran Gus Dur dalam membesarkan ekonomi keumatan," ujar Erick, Sabtu (25/12/2021).
Terpilihnya Gus Yahya sendiri sebagai Ketua Umum (Ketum) PBNU ialah setelah berhasil unggul dalam perolehan suara dari KH Said Aqil Siradj di Muktamar ke-34 NU di Lampung. Sebelum terpilih, Gus Yahya mengisi posisi sebagai Katib Aam NU.
Baca Juga: Cerita Gus Yahya Awal Mula Jadi Kader NU, Diajak Ayah dan Bertemu Langsung Gus Dur
"Insya Allah NU akan terus sukses berkat pondasi dari Kiai Said dan kini dilanjutkan oleh Gus Yahya. Sejarah telah mencatat NU selalu menjadi mercusuar kemajuan umat, bangsa, dan negara, terutama dalam ekonomi syariah," tutur Erick.
Lebih lanjut ada empat program unggulan yang telah disiapkan oleh Erick Thohir, selaku Ketua Umum (Ketum) Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Pertama, mengembangkan pasar industri halal di dalam dan di luar negeri, kedua, mengembangkan industri keuangan Syariah, ketiga investasi yang bersahabat yang melibatkan pengusaha daerah dan keempat, pengembangan ekonomi syariah di pedesaan secara berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui, salah satu bukti nyata dari sekian program tersebut ialah pembentukan holding Bank Syariah Indonesia (BSI). Hal ini dikarenakan pemerintah bisa melihat potensi keuangan syariah dan BSI bisa lebih besar ke depannya, dengan dukungan penuh untuk turut mengembangkan rantai pasok ekonomi halal.
Erick Thohir pun teringat, bagaimana peran penting Ketua PBNU sebelumnya, yakni Kiai Said Aqil Siradj di balik pembentukan BSI. Menurutnya, tanpa kontribusi dan pemikiran dari Kiai Said, tentu pembentukan holding bank syariah BUMN tidak akan berjalan lancar.
"Sejarah tentu akan mencatat jasa besar Kiai Said saat berdirinya BSI. Menjadi ikhtiar kita bersama untuk melanjutkan perjuangan itu," tutup Erick.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)