Hal yang sama diungkapkan seorang pengemudi bajaj, Samin. Semula, dirinya mengandalkan Premium sebagai bahan bakar kendaraannya karena harganya yang terjangkau.
"Ya jadinya saya terpaksa pakai Pertalite. Sekarang sudah nggak ada yang jual Premium," kata Samin.
Kondisi ini tentunya menimbulkan gejolak baik bagi Yahya maupun Samin. Namun, mereka tidak punya pilihan lain selain menggunakan Pertalite, yang dari segi harga, paling murah.
"Kita pengemudi manut aja, lah. Ya, kalau bisa standar (harganya), kita ikut pemerintah aja," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)