NEW YORK - Harga minyak naik lebih dari 2% pada akhir perdagangan Selasa. Kenaikan harga minyak di tengah kekhawatiran pasokan bisa menjadi ketat karena ketegangan Ukraina-Rusia.
Selain itu, harga minyak juga didorong ancaman terhadap infrastruktur di Uni Emirat Arab dan perjuangan OPEC+ untuk mencapai target kenaikan produksi bulanan.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret melonjak USD1,93 atau 2,2% menjadi USD88,20 per barel. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terangkat USD2,29 atau 2,8% menjadi USD85,60 per barel.
Baca Juga:Â Harga Minyak Brent dan WTI Anjlok hingga 2%
Para analis mencatat bahwa harga minyak naik meskipun ada penurunan di pasar ekuitas dan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada Rabu waktu setempat.
"Risiko geopolitik mengirim harga minyak mentah lebih tinggi karena pasar minyak yang ketat yang sudah berjuang melawan persediaan yang rendah tampaknya rentan terhadap kekurangan dalam beberapa bulan mendatang," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, dikutip dari Antara, Rabu (26/1/2022).
“Pedagang energi tidak tahu bagaimana situasi di perbatasan Ukraina-Rusia akan terungkap atau apakah Iran akan dapat mencapai kesepakatan nuklir, tetapi kemungkinannya adalah sesuatu tidak akan berjalan dengan baik dan itu kemungkinan akan menyebabkan beberapa kekurangan pasokan untuk pasar minyak," kata Moya.
Baca Juga:Â Ingat Ya! Harga Minyak Goreng Besok Dijual Rp14.000 per Liter
Pejabat senior pemerintahan Biden mengungkapkan bahwa Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan dengan negara-negara penghasil energi utama dan perusahaan di seluruh dunia mengenai kemungkinan pengalihan pasokan ke Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina.
Rusia mengatakan, sedang mengamati dengan sangat prihatin setelah Amerika Serikat menempatkan 8.500 tentara dalam siaga untuk siap dikerahkan ke Eropa jika terjadi eskalasi dalam krisis Ukraina.
Follow Berita Okezone di Google News