NEW YORK - Harga minyak melemah hingga 2% pada akhir perdagangan Senin. Harga minyak tertekan kekhawatiran investor atas kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat dari perkiraan. Hal ini menekan pasar-pasar berisiko seperti ekuitas, sementara dolar menguat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret turun USD1,62 atau 1,8% menjadi USD86,27 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret jatuh USD1,83 atau 2,2% menjadi USD83,31 per barel.
Kedua harga acuan minyak telah naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu, melonjak sekitar 2,0% untuk mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014. Sedangkan harga minyak naik lebih dari 10% sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan dan OPEC+ sekarang berjuang untuk mencapai target kenaikan produksi bulanan 400.000 barel per hari.
Saham-saham Wall Street merosot, setelah pekan lalu membukukan minggu terburuk sejak 2020, menarik aset-aset berisiko lainnya seperti minyak mentah.
Baca Juga:Â Ingat Ya! Harga Minyak Goreng Besok Dijual Rp14.000 per Liter
"Semuanya dibawa ke gudang kayu (wood shed) dan gudang kayu adalah tempat yang cukup ramai," kata Mitra Again Capital Management, John Kilduff, dikutip dari Antara, Selasa (25/1/2022).
Relative Strength Index, ukuran sentimen pasar jangka pendek, hingga Senin (24/1/2022) diperdagangkan pada level yang dianggap sebagai indikasi koreksi jangka pendek dalam minyak.
"Gambaran besar, kami percaya minyak akan naik lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek kami telah overbought dan dijejali risiko geopolitik," kata Flynn.
Follow Berita Okezone di Google News