JAKARTA - Perekonomian Rusia terancam akibat perang yang tak kunjung usai. Inflasi di Rusia diperkirakan akan mencapai 20% dan ekonominya bisa turun sebanyak 8,0% pada tahun ini.
Hal ini diungkap sebuah survei independen terhadap para analis yang diminta oleh bank sentral.
Menurut 18 ekonom yang disurvei oleh bank sentral Rusia antara 1 Maret dan 9 Maret, tingkat suku bunga rata-rata tahun ini diperkirakan sebesar 18,9%, katanya dalam sebuah pernyataan.
"Revisi signifikan dari perkiraan konsensus mencerminkan perubahan drastis dalam kondisi ekonomi selama dua minggu terakhir," kata Deputi Gubernur Bank Sentral Alexei Zabotkin, Jumat (11/3/2022).
"Langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral Rusia dan pemerintah ditujukan untuk membatasi skala penurunan ekonomi dan menghindari periode inflasi tinggi yang berkepanjangan."
Inflasi konsumen tahunan mencapai 10,42% pada 4 Maret, karena rubel menyentuh posisi terendah bersejarah setelah invasi Rusia ke Ukraina, diikuti oleh sanksi keras Barat yang memutuskan bank sentral dan bank-bank dari sistem keuangan global.
Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20% dari 9,5% dalam langkah darurat pekan lalu, memperkenalkan kontrol modal dan mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk menjual mata uang asing karena rubel jatuh ke rekor terendah.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)