JAKARTA - Minyak goreng sempat mengalami kelangkaan di berbagai pasar dan ritel modern.
Namun, saat pemerintah memutuskan mencabut HET minyak goreng, stok langsung membanjiri pasaran.
Diketahui, sebelum dicabut, HET minyak goreng curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000/liter.
Tapi, kini harganya meningkat drastis sejalan dengan stok yang begitu melimpah.
Melansir BBC, harga-harga minyak goreng kemasan tersebut hampir menyentuh Rp25.000/liter di berbagai daerah.
BACA JUGA:RI Punya Pabrik Kelapa Sawit Terintegrasi Minyak Goreng, Kelangkaan Teratasi?
Sedangkan, untuk ukuran dua liter, harga dibanderol dari Rp48.300 sampai Rp49.600.
Setelah harga naik, minyak goreng pun tak lagi jadi incaran warga.
Antrean yang sebelumnya begitu padat terjadi di sejumlah daerah, sekarang sudah tak terlihat.
Sejak pemerintah menetapkan (HET) untuk minyak goreng curah dan kemasan pada 1 Februari 2022 lalu, warga langsung berbondong-bondong untuk membeli minyak goreng.
Untuk saat ini, warga pun akhirnya terpaksa memilih minyak curah karena harganya lebih murah.
BACA JUGA:Cek Stok Minyak Goreng, Satgas Pangan Polda Jateng Periksa 150 Lokasi
Seorang warga Pekanbaru bernama Santi akhirnya memilih membeli minyak goreng curah di pasar tradisional, kendati harganya mencapai Rp20.000 per liter, tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
"Kami risau setiap hari harus masak tapi minyak goreng langka. Jadi bingung, bagaimana pemerintah biar bisa cepat menyelesaikan masalah ini," katanya.
Lalu, di Kalimantan Barat, stok minyak goreng juga susah didapatkan.
Padahal Kalimantan Barat juga merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.
"Sudah tiga hari tak dapat antrean minyak. Cari ke Mitra Anda tak ada, kosong katanya. Ke Harmonis kosong, ke mana-mana kosong. Sekarang pakai minyak yang ada saja lah, banyakin rebusan," ucap warga Pontianak Puji Haryati.
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengumumkan bahwa pemerintah akan mensubsidi harga minyak kelapa sawit curah sebesar Rp14.000 per liter.
"Ini tentu akan menyesuaikan terhadap nilai keekonomian sehingga kita berharap dengan nilai keekonomian tersebut minyak sawit akan tersedia di pasar modern maupun di pasar tradisional, ataupun di pasar basah," jelasnya.
Sehingga saat ini pemerintah resmi menetapkan HET minyak goreng curah Rp14.000/liter.
Adapun untuk minyak goreng kemasan harganya sekitar Rp25.000-Rp27.000/liter dengan ukuran 2 liter menembus Rp40.000-Rp47.000.
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah pun meminta agar ada pengawasan distribusi dan perdagangan minyak goreng curah.
Hal itu karena 61 persen konsumsi minyak goreng rumah tangga di Indonesia adalah minyak goreng curah.
"Dipastikan pelaporan selisih harga keekonomian dan HET 14.000 transparan. Jangan menjadi ajang mencari untung. Pada saluran distribusi, dipastikan jangan sampai ada yang bocor di jalan," pintanya.
Kemudian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan siap untuk mengawal distribusi dan ketersediaan minyak goreng di pasar.
"Kami akan bekerja sama dengan seluruh stakeholder yang ada untuk memastikan bahwa minyak curah, minyak kemasan, semuanya ada di pasar," tegasnya.
Terakhir, Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia, Sahat M Sinaga juga meminta pemerintah melakukan pengawasan perdagangan minyak curah di lapangan dan menerapkan sanksi tegas terhadap pedagang yang tidak menjual di atas harga Rp14.000/liter.
(Zuhirna Wulan Dilla)