"Prioritas pertama kami adalah agar kembali ke normal terutama dalam hal bahan bakar, gas, obat-obatan dan dengan demikian pemadaman listrik dan pemberontakan rakyat dapat diatasi," tegas Sabry.
IMF mengatakan pada Sabtu (9/4) bahwa mereka telah memulai pembicaraan dengan Kementerian Keuangan Sri Lanka dan pejabat bank sentral terkait program pinjaman. Perwakilan IMF menyatakan keprihatinan mereka atas krisis yang sedang berlangsung.
"Kami berkomitmen untuk membantu Sri Lanka secara konsisten dengan kebijakan kami, dan akan terlibat dalam diskusi tentang kemungkinan program dengan para pejabat senior dalam beberapa hari dan minggu mendatang," tutur Masahiro Nozaki, kepala misi IMF untuk Sri Lanka.
(Taufik Fajar)