Asyik! BLT Minyak Goreng, Bansos Sembako dan PKH Cair Bersamaan
JAKARTA - Bantuan sosial (Bansos) cair secara beruntun pada bulan ini. Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng bakal cair bersamaan dengan bantuan program sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Mengutip data dari Kementerian Sosial (Kemensos), Senin (11/4/2022), bantuan sosial diberikan untuk meringankan beban serta mendukung daya beli masyarakat prasejahtera atas kenaikan harga pangan jelang Ramadan dan Lebaran.
Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Rp1 Juta Cair Bulan Ini, Cek Rekening Ya
Pemerintah pun memberikan BLT minyak goreng. Di mana sasaran penerima 20,65 juta KPM program sembako atau BPNT dan program keluarga harapan.
"Indeks bantuan Rp100 ribu per bulan selama 3 bulan (April, Mei, Juni) yang disalurkan sekaligus Rp300 ribu. Waktu penyaluran April 2022 bersamaan dengan pencairan program sembako dan PKH," tulis Kemensos.
Adapun penyaluran bantuan sosial tersebut melalui PT Pos Indonesia.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina memicu volatilitas harga komoditas utama dunia, bahkan interim report OECD Maret lalu memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berpotensi berkurang 1%, menjadi 3% dari 4%, dan inflasi akan naik 2,5%, dari yang semula 4% menjadi 6,5%.
Baca Juga: Tak Semua Pekerja Dapat BLT Subsidi Gaji 2022, Ini Kriteria Penerima Bantuan Rp1 Juta
"Harga komoditas terus meningkat, harga energi dan juga pangan meningkat cukup tinggi terus mengalami tren peningkatan tersebut, dan Indonesia terdampak mau secara langsung maupun tidak langsung," ujar Susiwijono dalam konferensi pers virtual di Jakarta.
Ini menjadi situasi luar biasa yang dihadapi Indonesia setelah COVID-19 mereda. Seiring kenaikan harga komoditas di tingkat global akibat situasi-situasi tersebut, pemerintah melakukan penyesuaian harga-harga di tingkat domestik dan pemberian subsidi.
"Yang penting juga untuk dilakukan adalah menjaga bantalan sosial kita, terutama bagi kelompok menengah ke bawah yang mencakup 40% penduduk Indonesia terbawah. Tujuannya adalah untuk meringankan beban, menjaga daya beli masyarakat, dan tak kalah penting menjaga situasi sosial yang kondusif seiring kenaikan harga tersebut," katanya.
(Feby Novalius)
