JAKARTA – Amerika Serikat (AS) diprediksi mengalami resesi.
Hal ini karena Federal Reserve (The Fed) membuat langkah agresif untuk menjinakkan inflasi terpanas dalam empat dekade, menurut ekonom di Bank of America.
Berikut fakta tanda-tanda resesi yang dirangkum di Jakarta, Minggu (12/6/2022).
1. Bank Dunia
Bank Dunia memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 2,9% pada 2022. Hal ini memperingatkan bahwa banyak negara dapat jatuh ke dalam resesi karena ekonomi tergelincir ke dalam periode stagflasi yang mengingatkan pada tahun 1970-an.
Ekspansi ekonomi global diperkirakan turun menjadi 2,9% tahun ini dari 5,7% pada 2021 — 1,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan 4,1% pada Januari, bank yang berbasis di Washington mengatakan dalam laporan Global Economic Prospects terbaru.
Pertumbuhan diperkirakan akan melayang di sekitar level itu hingga 2023 dan 2024. Sementara inflasi tetap di atas target di sebagian besar ekonomi, kata laporan itu, menunjuk pada risiko stagflasi.
 BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Turun Dipicu Resesi AS dan Ketidakpastian Ekonomi Global
2. Invasi Rusia ke Ukraina
Invasi Rusia ke Ukraina dan lonjakan harga komoditas yang diakibatkan telah memperparah kerusakan akibat pandemi Covid-19 yang ada pada ekonomi global.
Hal ini menurut Bank Dunia sekarang memasuki apa yang mungkin menjadi “periode pertumbuhan lemah yang berlarut-larut dan inflasi yang meningkat.
“Perang di Ukraina, penguncian di China, gangguan rantai pasokan, dan risiko stagflasi memukul pertumbuhan. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (8/6/2022).