JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya melakukan penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) secara maksimal.
Adapun penaganan yang dilakukan yakni, dengan pengaturan pembatasan lalu lintas hewan, memberika obat-obatan, melakakuan disinfektan, serta memberikan dosis vaksin secara merata.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan pemerintah tetap melakukan tugasnya secara serius dengan memantau perkembangan PMK baik di lapangan maupun melalui crisis center secara nasional.
BACA JUGA:3 Juta Vaksin PMK Aftopor Asal Prancis Tiba di Indonesia
"Kementan bersama dengan Satgas PMK tetap melakukan tugasnya secara maksimal, serius dan aktif melakukan kegiatan-kegiatan di lapangan," ujarnya dalam konfrensi pers update penangan PMK, Rabu (6/7/2022).
Adapun terkait dengan pengaturan lalu lintas hewan, Kepala Pusat Karantina Hewan Kementan Wisnu Wasisa Putra menjelaskan bahwa sistem lalu lintas hewan sudah memiliki aturan ketat yang tertuang dalam surat edaran nomor 3 tahun 2022.
Dalam aturan tersebut, semua hewan atau produk hewan yang berasal dari zona merah atau pulau merah dilarang melintas atau masuk ke zona hijau.
Sedangkan pulau hijau dapat melaluintaakan hewan atau produk hewan ke pulau merah dan pukau hijau.
"Untuk saat ini ada pulau yang sudah terkontaminasi PMK sebanyak 70 persenpersen yakni, Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, Pulau Lombok, Otomatis pulau-pulau ini tidak dapat melintaskan hewan rentan PMK dan produk hewan," katanya.
Selain itu, Kementan juga melakukan disinfektan terhadap ternak dan alat angkut hewan di pintu masuk dan keluar.
"Kemudian dikontaminasi terhadap sarana dan prasarana dan tindakan penangan diperketat baik alat transportasi barang, petugas dan di lokasi untuk peternak," jelasnya.
Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Makmun menyampaikan bahwa Kementan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengendalikan wabah PMK dengan mendistribusikan vaksin dan obat-obatan.
"Kementan telah mendistribusikan vaksin yang dilakukan secara bertahap dengan target populasi yang pertama adalah ternak aset dan ternak dengan nilai ekonomi tinggi seperti sapi/kerbau perah dan sapi bibit, serta sapi yang berpotensi tinggi untuk dilalulintaskan di 19 provinsi. Ketersediaan vaksin sebanyak 800.000 dosis dan telah terdistribusi sebanyak 669.400 dosis," paparnya.
Saat ini ternak yang telah divaksin sebanyak 296.973 ekor dan ditargetkan selesai sebelum Idul Adha.
"Untuk ternak yang sakit kita fokuskan untuk diobati dulu biar sembuh, setelah sembuh enam bulan kemudian baru dapat divaksin karena setelah sembuh ternak akan mempunyai antibodi tersendiri," bebernya..
Kementan saat ini telah mendistribusikan obat-obatan sebanyak 203.000 dosis ke 19 provinsi.
Demikian pula dengan disinfektan sebanyak 2.640.000 liter telah terdistribusi ke 19 provinsi tertular.
Selain itu untuk logistik vaksinasi dan pengobatan berupa spuit atau jarum suntik 800.000 unit dan handsprayer 2.000 unit juga telah didistribusikan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari petugas lapangan, dinas kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat baik di Kementan maupun BNPB saat ini tercatat penularan PMK telah terjadi di 21 provinsi pada 232 kabupaten dan kota seluruh Indonesia.
"Dan jumlah yang tertular sampai hari ini mencapai 320.016 ribu dengan jumlah yang sudah sembuh mencapai 108.266 ribu ekor. Kemudian ada yang potong paksa 2.820 ekor dan yang mati 2.029 ekor," ungkapnya.
"Data dapat kita telusuri hingga di tingkat desa, sehingga mempermudah kita untuk melakukan pengawasan atau kontrol di tingkat desa," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)