JAKARTA - Ribuan buruh menggelar aksi unjuk rasa di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mengatakan kalau ribuan buruh ini membawa tiga tuntutan utama.
Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea mengatakan tuntutan pertama adalah pihak buruh menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sebab hal tersebut ujungnya berdampak pada kenaikan ongkos logisik yang otomatis bakal memengaruhi harga jual produk.
BACA JUGA:Demo BBM, Massa Buruh Gotong Keranda Mayat
"KSPSI menegaskan menolak kenaikan BBM. Karena, BBM naik akan langsung berpengaruh terhadap kenaikan biaya transportasi, biaya sewa tempat tinggal yang langsung merangkak naik sekarang, bahan pangan ikutan naik. Ini akan menambah beban buruh," ujar Andi Gani dalam pernyataan tertulisnya, Senin (12/9/2022).
Kedua, KSPSI juga menuntut pemerintah untuk memberikan upah layak bagi buruh.
Dia menegaskan upah layak sangat dibutuhkan untuk kesejahteraan buruh. Karena Upah Minimum Provinsi (UMP) stagnan sejak tahun 2021-2022.
Selanjutnya KSPSI juga membawa aspirasi untuk menolak Omnibus Law atau UU Cipta Kerja.
Karena dinilai UU tersebut hanya mementingkan kepentingan pemodal/Investor yang selama ini dinarasikan sebagai pembuka lapangan kerja, namun mengesampingkan kesejahteraan buruh.
KSPSI meminta pemerintah harus segera memikirkan dampak serius kebijakan kenaikan BBM tersebut terhadap buruh Indonesia.
Dia menilai agak aneh harga BBM naik di tengah turunnya harga minyak dunia.
Menurutnya, kenaikan harga BBM tanpa dibarengi kenaikan upah adalah hal yang tidak masuk akal.
Apalagi buruh di Indonesia pasti pengguna BBM bersubsidi.
Meski demikian saat ini perwakilan KSPSI menyerahkan langsung petisi dan diterima Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin serta Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono.
"Mereka juga menemui langsung massa aksi buruh di atas mobil komando," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)