JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi menegaskan ekonomi dunia dalam kondisi sulit. Bahkan dia mengatakan ekonomi dunia sulit diprediksi karena penuh ketidakpastian.
"(Semua negara) kesulitan dan juga ekonomi yang sulit diprediksi, sulit dikalkulasi," ujar Jokowi dalam UOB Economic Outlook 2023 di Jakarta, Kamis(29/9/2022).
Kepala Negara menyebutkan arah ekonomi dan pemulihan masih belum diketahui seperti apa nantinya. Satu masalah muncul dan belum selesai, muncul lagi masalah baru yang lain.
Menurutnya, akibat efek domino ini semua negara menyampaikan bahwa hal ini sulit dihitung.
"Saya bertemu di G7 ada Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Perancis Macron, Perdana Menteri (PM) Italia yang lalu, dan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen, tapi tidak di dalam forum formalnya, tapi di saat makan malam. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa semuanya sulit," ungkap Jokowi.
Dia juga bercerita soal pertemuannya dengan Presiden Korea, China, dan juga PM Jepang, kepastian tentang kesulitan itu semakin bertambah. Dia mengakui, situasi sekarang memang sulit.
"Lebih sulit lagi, saat bertemu dengan Presiden Putin dan Zelensky, satu setengah jam saya diskusi dengan Zelensky dan dengan Putin dua setengah jam, kesimpulannya, sama. Perang tidak akan berhenti besok, bulan depan, atau tahun depan. Artinya, nggak jelas," tandas Jokowi.
Sehingga, sebut dia, yang diperlukan Indonesia saat ini adalah endurance (ketahanan) yang panjang.
"Saya pun sering menyampaikan kepada bu Menteri Keuangan. 'Bu, kalau punya uang di APBN Kita, di-eman-eman. Itu bahasa inggris tuh, di-eman-eman. Dijaga hati-hati mengeluarkannya, harus produktif, harus memunculkan return yang jelas'," tegas Jokowi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)