JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki peluang pemanfaatan tanaman tebu menjadi bahan produksi bioetanol untuk campuran bahan bakar minyak (BBM).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama dengan jajaran pun melakukan pertemuan dengan konsultan dari Brazil dan Peter Sondakh di Gedung Kementerian ESDM hari ini. Pada pertemuan tersebut, dibahas pengembangan bioethanol di Tanah Air.
Kementerian ESDM mencatat Indonesia sendiri pengembangan bioetanol memiliki potensi yang besar. Pemanfaatan bioetanol diklaim menjadi salah satu opsi untuk mengurangi emisi karbon di transportasi.
Baca Juga:Â Harga BBM Malaysia RON 95 Lebih Murah dari Pertalite RON 90, Ini Alasannya
Tebu yang merupakan bahan baku produksi bioetanol juga dimanfaatkan untuk kebutuhan industri lain.
Arifin mengatakan, bahwa produksi tebu untuk menjadi bioetanol di Indonesia memiliki potensi besar. Hal ini bisa dibandingkan dengan Brazil yang juga memproduksi bioetanol sebagai campuran bahan bakar.
Tercatat, lahan tebu di Indonesia mencapai 400 ribu hektar. Arifin mengatakan, bila dibandingkan dengan Brazil sebagai produsen bioetanol, lahan yang dimiliki seluas 9,1 juta hektar.
Baca Juga:Â Kompak Turun! Cek Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell hingga Vivo Hari Ini
"Untuk campuran sama BBM. Ya bioetanol. Sekarang di Brazil ada dua jenis, E27 sama E100. Nah dengan itu brasil tuh bisa menghemat," kata Menteri Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/10/2022).
Selain itu, potensi produksi bioetanol ini juga didukung dengan total lahan yang dimiliki Indonesia mencapai 191 juta hektar. Dari segi produktivitas, Brazil bisa menghasilkan sebanyak tiga kali hasil bila dibandingkan dengan Indonesia.
"Kita katanya dibandingkan Brazil, potensi kita cukup banyak ya. Jadi kebanyakan ini kan kita jualan kita kan bikin produksi juga," kata Menteri Arifin.
Follow Berita Okezone di Google News