JAKARTA - BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) naik 50 basis points (bps) menjadi 4,75%. Kenaikan suku bunga BI pun telah diprediksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, jika mengikuti perkembangan The Fed yang sudah menaikkan 300 bps, nantinya akan ada kenaikan lagi di bulan November yang diperkirakan 75 bps.
Baca Juga:Â BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,75%
"Nah di kita kenaikan 2 kali 125 bps, ditambah 50, jadi 175 dibanding The Fed 375 jadi masih di bawah pada kenaikan. Kalau kita monitor market ini masih cukup likuid," ujar Jahja dalam Paparan Kinerja Keuangan BCA Triwulan III 2022, Kamis (20/10/2022).
Menurut Jahja, secara likuiditas, di market cukup likuid dalam penyediaan rupiah. "Antara bank masih normal, harian Rp120 triliun masih cukup aman, namun kalau kita lihat kurs itu sedikit banyak ikut tren, secara global mata uang lain kecuali US melemah," jelas Jahja.
Baca Juga:Â Harga BBM dan Suku Bunga Acuan BI Naik Bikin Penjualan Mobil Seret?
Adapun Poundsterling dikatakan sempat 1:1, dan sekarang ada koreksi dan tergerus cukup besar. Sementara euro juga terkoreksi besar yang semua mau tidak mau membuat mata uang secara global terkoreksi.
"Rupiah kita, kalau kita lihat rupiah jadi 15.500/USD, jadi 7,5-8% ini perlu penyesuaian, saya setuju 50 bps, dan sesuai ekspektasi pasar agar bisa menjaga rupiah. Rupiah akan terdepresiasi, tapi masih lebih bagus dari mata uang lain," kata dia.
Follow Berita Okezone di Google News