JAKARTA - Jutaan warga Amerika mengunjungi gerai toko langsung pada Jumat (25/11/2022) sebagai bentuk perayaan usai pandemi Covid-19 mereda.
Dikutip Antara dari The Wall Street Journal, Sabtu (26/11/2022), warga dikabarkan sudah kembali membiasakan diri untuk menjalani kehidupan seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Di mana jika diingat pada dua tahun terakhir, masyarakat harus berdiam diri di rumah dan memilih belanja secara daring.
 BACA JUGA:Asal-Usul Black Friday, Hari Belanja yang Mengandung Kisah Kelam
Namun, tahun ini justru banyak anggaran belanja rumah tangga tertekan oleh harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan makanan.
Adapun dengan banyaknya toko yang tutup saat perayaan thanksgiving ini, pedagang eceran justru bersiap menghadapi lonjakan besar.
Follow Berita Okezone di Google News
Bahkan, penjualan diperkirakan meningkat 15% dibandingkan Black Friday tahun lalu kecuali dealer mobil.
"Ini paling mendekati Black Friday normal yang kami pernah alami beberapa tahun yang lalu," kata Direktur Eksekutif di perusahaan Pemilik Mal CBL & Associates Properties, Stephen Lebovitz seperti dikutip WSJ.
Diketahui, sudah banyak pengecer yang memberikan diskon besar pada Oktober lalu untuk melepaskan investaris berlebih mereka usai kemacetan pasokan mereda.
Sayangnya, diskon-diskon itu tidak cukup untuk memikat beberapa pembeli karena kekhawatiran terkait inflasi dan ekonomi terus meningkat.
"Seiring dampak inflasi yang masih berlangsung, sikap konsumen juga terbebani oleh kenaikan biaya pinjaman, penurunan nilai aset, dan pelemahan ekspektasi pasar tenaga kerja," ucap Direktur Survei Konsumen Universitas Michigan, Joanne Hsu.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
