Bahkan, penjualan diperkirakan meningkat 15% dibandingkan Black Friday tahun lalu kecuali dealer mobil.
"Ini paling mendekati Black Friday normal yang kami pernah alami beberapa tahun yang lalu," kata Direktur Eksekutif di perusahaan Pemilik Mal CBL & Associates Properties, Stephen Lebovitz seperti dikutip WSJ.
Diketahui, sudah banyak pengecer yang memberikan diskon besar pada Oktober lalu untuk melepaskan investaris berlebih mereka usai kemacetan pasokan mereda.
Sayangnya, diskon-diskon itu tidak cukup untuk memikat beberapa pembeli karena kekhawatiran terkait inflasi dan ekonomi terus meningkat.
"Seiring dampak inflasi yang masih berlangsung, sikap konsumen juga terbebani oleh kenaikan biaya pinjaman, penurunan nilai aset, dan pelemahan ekspektasi pasar tenaga kerja," ucap Direktur Survei Konsumen Universitas Michigan, Joanne Hsu.
(Zuhirna Wulan Dilla)