JAKARTA – Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 16 Desember 2022 total perusahaan tercatat mencapai 825 emiten.
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia (BEI), Verdi Ikhwan mengatakan, angka tersebut bertambah seiring dengan kedatangan 59 perusahaan baru di BEI sepanjang 2022. Dengan jumlah dana yang berhasil diraup sebesar Rp 33,06 triliun.
“Jumlah perusahaan tercatat tahun ini merupakan yang terbanyak dalam lima tahun terakhir. Sehingga membuat total perusahaan di BEI mencapai 825 emiten. Masih ada 45 calon perusahaan tercatat lagi yang ada di pipeline. Sebagian besar akan melakukan pencatatan di 2023,” ujarnya di Jakarta, Kamis (22/12/2022).
Verdi menambahkan, dengan jumlah 825 perusahaan tersebut, BEI berhasil mencatatkan pertumbuhan emiten sebesar 44,9% dalam enam tahun terakhir. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara lainnya. Namun, jika dilihat dari total perusahaan tercatat, Indonesia masih berada di posisi kedua terbanyak di Asia Tenggara.
“Bursa dengan jumlah emiten tercatat terbanyak masih dipegang oleh Malaysia yang mencapai 969 emiten,” tambahnya.
Terkait proyeksi 1.000 emiten pada 2026, Verdi mengatakan BEI selalu aktif untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada berbagai perusahaan untuk mendorong para perusahaan tersebut menjadi perusahaan tercatat.
Bahkan, pada tahun ini, BEI telah menghadirkan papan ekonomi baru, e-registrasi dan e-IPO, serta mengakomodasi startup untuk menjadi perusahaan tercatat.
“Dengan masuknya emiten baru dan ditambah lagi dengan kenaikan harga, kami optimistis kapitalisasi pasar di BEI pada tahun depan mencapai Rp10 ribu triliun. Mengingat saat ini kita sudah berada di kisaran kapitalisasi pasar sebesar Rp9.300-9.500 triliun,”jelasnya.
Kemudian mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (21/12) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 52,35 poin atau 0,77% ke posisi 6.820,66.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,75 poin atau 0,29% ke posisi 941,66,”IHSG bergerak sejalan dengan pasar saham Wall Street yang ditutup menguat," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya.
(Taufik Fajar)